Selasa, 21 Juni 2011

Hypatia (370 – 415)

Riwayat

Hypatia dari Alexandria adalah wanita pertama yang memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika. Hypatia adalah anak dari matematikawan, filsuf dan kepala museum Alexandria bernama Theon. Belajar matematika lewat bimbingan dan ajaran sang ayah. Prestasi tertinggi Hypatia adalah menjadi kepala sekolah Platonist di Alexandria sekitar tahun 400. Hypatia mengajar matematika dan filsafat, terutama filsafat neoplatonisme. Penemu neoplatonisme adalah Plotinus dilengkapi oleh Lamblichus yang mendominasi pemikiran pada kisaran tahun 300. Pandangan filsafat yang mengajarkan bahwa realitas terakhir tidak dapat digambarkan oleh pikiran maupun bahasa. Hypatia mengajar ide-ide filosofi dengan penekanan lebih banyak pada sisi ilmiah dibandingkan para pendahulunya. Hypatia digambarkan sebagai guru yang mempunyai kharisma
Hypatia yang belajar dan menekui sains yang pada awal bangkitnya agama Kristen ini diidentifikasikan dengan penyembah berhala. Para muridnya kagum dengan dedikasi Hypatia terhadap ilmu pengetahuan dan sains. Salah seorang murid Hypatia yang terkenal adalah Synesius dari Cyrene - kelak menjadi uskup Ptolomais, menyimpan semua surat-menyuratnya dengan Hypatia adalah bukti pengabdian Hypatia pada ilmu pengetahuan dan kagum akan kecerdasannya.

Karya-karya Hypatia
Tidak ada bukti konkrit yang menyatakan bahwa Hypatia melakukan penelitian matematika. Hypatia membantu Theon dalam menulis komentar tentang karya Ptolemy Almagest. Diketahui bahwa Hypatia juga terlibat dalam merevisi karya Euclid Elements yang dilakukan oleh Theon, dimana kemudian menjadi basis atau acuan karya-karya Euclid yang ada setelah itu. Kerjasama dengan ayah, seperti tertulis dalam The Suda, adalah memberi komentar karya Diophantus, Arithmetica, Conics dari Apollonius dan karya astronomikal dari Ptolemy.
Semua karya Hypatia dinyatakan hilang kecuali diketahui judul dan beberapa buku acauan yang digunakan. Dari semua catatan yang ada menyebutkan bahwa Hypatia adalah penyusun (compiler), editor dan melestarikan karya-karya para matematikawan masa-masa sebelumnya.

Masa akhir
“Kesalahan” utama Hypatia adalah dia terlahir sebagai wanita dan tidak menganut agama apapun (pagan) ditengah-tengah lingkungan Kristen yang sedang berkembang. Pada tahun 412, St. Cyril yang menjadi uskup di Alexandria berseteru dengan penguasa Alexandria yang bernama Orestes dari kekaisaran Romawi. Konflik antara gereja dan negara. Orestes yang tidak disukai oleh para pengikut Kristen, adalah teman Hypatia. Juga muncul selentingan bahwa Hypatia adalah pemicu konflik itu.

Konflik memuncak pada awal tahun 415, dimana sekelompok rahib Kristen menangkap Hypatia di tengah jalan, memukuli, dan menyeret tubuhnya ke gereja terdekat, untuk kemudian, (tidak perlu diceritakan lagi). Ada versi yang menyatakan bahwa Hypatia dibunuh oleh penjahat Alexandria.

Sumbangsih
Barangkali ini adalah akhir dari “kehebatan” Yunani, karena mengingkari keyakinan yang dianut selama ini, menghargai perbedaan pendapat. Namun dapat dicatat, meskipun tidak akurat, bahwa Hypatia adalah matematikawati pertama. Namanya ada pada posisi paling atas sebagai jawaban atas pertanyaan: “Siapa matematikawati paling terkenal?”

0 komentar:

Posting Komentar